Senin, 08 Februari 2016

MAKALAH BAHASA INDONESIA TEKS EKSPLANASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO

MAKALAH BAHASA INDONESIA
TEKS EKSPLANASI
SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
Logo_smandaw (1).png








 Disusun oleh:
1.    Nita Mardiana(18)
2.    Rois Hendra P(24)
3.    Novia Puspita(20)
4.    Novia Dewi A(19)
5.    Supanto(26)
           
Kelas :XI MIA 1

SMA N 2 WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
                          I.            PENDAHULUAN..............................................................................1
A.    Latar Belakaang .....................................................................1
B.     Rumusan Masalah...................................................................1
C.     Tujuan Pembahasan................................................................1
                       II.            PEMBAHASAN.................................................................................2
2.1. Pernyataan Tentang Lumpur Lapindo.........................................3
2.2. Identifikasi Peristiwa Lumpur Lapindo.......................................3
2.2.1. Lumpur Panas Karena Rekahan Alami..............................3
2.2.2. Lumpur Panas karena Tindakan Manusia..........................4
2.2.3. Masalah Sosial Terjadi Akibat Adanya Lumpur Panas.....4
2.3. Teks Eksplanasi...........................................................................5
2.3.1. Lumpur Panas Karena Rekahan Alami.............................5
2.3.2. Lumpur Panas karena Tindakan Manusia.........................5
2.3.3. Masalah Sosial Terjadi Akibat Adanya Lumpur Panas....6

                    III.            PENUTUP..........................................................................................7
A.    Kesimpulan.............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................9


 BAB I

PENDAHULUAN



A.     LATAR BELAKANG


            Mei 2006 menjadi kenangan terburuk bagi warga Desa Renokenongo, Kabupaten Sidoarjo. Semburan lumpur berbau menyengat telah meluluhlantahkan lebih dari 16 desa di tiga kecamatan. Warga banyak yang kehilangan rumah, pekerjaan, sawah, dan harta benda lainnya akibat lumpur yang menyembur dari lokasi pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas Inc. Penyebab dari menyemburnya lumpur tersebut masih hanya perkiraan, bukannya kepastian. Mayoritas beranggapan bahwa semburan lumpur diakibatkan kesalahan prosedur saat pengeboran berlangsung. Semburan lumpur tidak hanya mengakibatkan kehilangan material, tetapi juga dampak dari lumpur panas yang dapat membahayakan kesehatan.

 Hampir 1 dasawarsa bencana itu terjadi, tetapi warga belum menerima janji-janji kompensasi dari Lapindo Brantas Inc. Hidup mereka tidak membaik dan malah jadi semakin menderita. Keingingan terwujudnya realisasi dari apa yang telah dijanjikan hanya sekedar mimpi indah di malam hari. Pada makalah ini akan disajikan beberapa masalah dari terjadinya Lumpur Lapindo serta pembahasan.

B.     RUMUSAN MASALAH


       1.1 Menentukan pernyataan dalam kolom tersaji (no. 4 hlm. 39)

       1.2 Mengidentifikasi peristiwa berdasarkan teks Lumpur Lapindo (no.5 hlm. 40)
       1.3 Membuat tigah buah teks eksplanasi sederhana (no. 6 hlm. 40-43)

     C. TUJUAN PEMBAHASAN
·         Memahami penyebab terjadinya lumpur Lapindo serta konteks permasalahan yang muncul     akibat dari terjadinya Lumpur Lapindo
·         Membuat teks eksplanasi sederhana berdasarkan struktur teks eksplanasi
·         Analisis teks lumpur lapindo














BAB II
PEMBAHASAN

Lumpur Lapindo
Banjir lumpur panasSidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo, adalah
peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di
Dusun Balongnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006. Peristiwa ini mengakibatkan tergenangnya
areal persawahan, permukiman penduduk, dan kawasan industri. Volume lumpur
diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50.000 meter kubik per hari (setara dengan muatan
penuh 690 truk peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini
membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar.
Lumpur sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat
(Hg) air raksa mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/
liter Hg. Hal ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit, dan
kanker. Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis),
jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal. Data di Puskesmas Porong
menunjukkan tren sejumlah penyakit terus meningkat sejak 2006. Penderita infeksisaluran pernapasan (ISPA) yang pada 2005 sebanyak 24.719 orang, pada 2009
meningkat pesat menjadi 52.543 orang. Selain itu, gastritis yang pada 2005 baru
7.416 orang, pada 2009 melonjak tiga kali lipat menjadi 22.189 penderita.
Genangan hingga setinggi 6 meter pada permukiman menyebabkan warga
harus dievakuasi karena rumah/tempat tinggal mereka rusak. Areal pertanian dan
perkebunan juga rusak akibat genangan lumpur. Lebih dari 30 pabrik yang tergenang
terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja
karena terkena dampak lumpur ini. Genangan juga menyebabkan kerusakan
lingkungan wilayah seperti sarana peribadatan, sarana pendidikan, sarana dan
prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon). Ruas jalan tol Surabaya—
Gempol yang ditutup hingga waktu yang tidak ditentukan mengakibatkan
kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo—Mojosari—Porong dan
jalur Waru—tol—Porong dan terhambatnya ruas jalan tol Malang—Surabaya yang
berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan
Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa
Timur.
Akibat amblasnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air
milik PDAM Surabaya patah. Sementara itu, pipa gas milik Pertamina juga meledak
akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas
terendam. Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik
di empat desa tidak dapat difungsikan.
Ketika semakin lama peristiwa terjadi dan tidak menunjukkan perbaikan
kondisi pulih, baik menyangkut kepedulian pemerintah, terganggunya pendidikan
dan sumber penghasilan, ketidakpastian penyelesaian, maupun tekanan psikis yang
bertubi-tubi, krisis sosial mulai mengemuka. Perpecahan warga mulai muncul
menyangkut biaya ganti rugi, teori konspirasi penyuapan oleh Lapindo, berebut
truk pembawa tanah urugan hingga penolakan menyangkut lokasi pembuangan
lumpur setelah skenario penanganan teknis kebocoran 1 (menggunakan snubbing
unit) dan 2 (pembuatan relief well) mengalami kegagalan. Akhirnya, yang muncul
adalah konflik horisontal.




2.1       PERNYATAAN TENTANG LUMPUR LAPINDO
NO
PERNYATAAN
B
S
TT
1
Lumpur Lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo.
ü   


2
Volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 sampai 50.000 meter kubik per tahun.


  ü   
3
Lumpur panas sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
  ü   


4
Kandungan logam berat air raksa menyebabkan iritasi kulit dan kanker.
  ü   


5
Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah, jantung berdebar, dan gangguan ginjal.
  ü   


6
Data di puskesmas Porong menunjukkan tren sejumlah penyakit terus menurun sejak 2006.

  ü   

7
Genangan pada permukiman menyebabkan warga harus dievakuasi.
  ü   


8
Areal pertanian dan perkebunan rusak akibat genangan lumpur.
  ü   


9
Pabrik yang tergenang harus menghentikan aktivitas produksi.



10
Genangan menyebabkan kerusakan lingkungan wilayah.
  ü   


11
Ruas jalan tol Surabaya-Gempol dibuka hingga waktu yang tidak ditentukan

  ü   

12
Akibat amblasnya permukaan tanah, pipa air milik PDAM Surabaya patah.
  ü   


13
Pipa gas milik Pertamina patah akibat penurunan tanah.
  ü   


14
Sebuah SUTET milik PLN tidak dapat difungsikan.
  ü   


15
Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi.
  ü   


16
Warga berebut truk pembawa tangki BBM.

  ü   

17
Warga melakukan penolakan menyangkut lokasi pembuangan limbah.
  ü   


 2.2 IDENTIFIKASI PERISTIWA LUMPUR LAPINDO
       2.2.1 Lumpur panas karena rekahan alami
  1.       Pakar geodinamika Universitas Bonn Jerman, Profesor Stephen Miller menilai  bahwa  semburan lumpur Sidoarjo yang terjadi 8 tahun silam adalah murni bencana alam. Ia yakin meluapnya lumpur disebabkan gempa berkekuatan 6.3 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di Yogyakarta.

2.      Meskipun jarak kejadian kedua peristiwa itu mencapai 250 kilometer,namun bentuk dan struktur informasi formasi batuan di Sidoarjo memiliki karakteristik lensa yang mengamplifikasi dan memfokuskan gelombang seismik dari tempat gempa. Gejolak energi kemudian mencairkan sumber lumpur dan menumpahkannya ke dalam patahan yang terkoneksi dengan sistem hydrothermal.
       2.2.2 Lumpur panas terjadi karena tindakan manusia.
1.      Lumpur panas Sidoarjo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas dengan lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo.
2.      Dalam uji kekuatan formasi di bawah casing 13 5/8 inci yang dipasang di 1.092 meter Lapindo tidak dilakukan dengan benar sehingga mengakibatkan perhitungan menjadi salah. Lapindo semestinya memasang selubung 9 5/8 inci di 2.591 meter tetapi Lapindo tidak memedulikannya. 
3.      PT Lapindo sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, 20 inchi pada 1195 kaki, 16 inchi pada 2385 kaki dan 13-3/8 inchi pada 3580 kaki tetapi setelah PT Lapindo mengebor lebih dalam lagi mereka berencana akan memasang casing lagi setelah mencapai/menyentuh titik batu gamping.
4.      Selama pengeboran tersebut lumpur yang bertekanan tinggi sudah mulai menerobos, akan tetapi PT Lapindo masih bisa mengatasi dengan pompa lumpur dari PT Medici.
5.      Setelah kedalam 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping, tetapi hanya menyentuh titik batu gamping saja yang memiliki banyak lubang sehingga mengakibatkan lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur dari bawah sudah habis.
6.      PT Lapindo gagal menarik bor, akhirnya bor dipotong dan operasi pengeboran dihentikan serta perangkap BOP (Blow Out Proventer) ditutup.
7.      Karena fluida yang bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga fluida tersebut harus mencari jalan lain untuk bisa keluar. Itulah yang menyebabkan penyemburan tidak hanya terjadi di sekitar sumur melainkan di beberapa tempat.


         2.2.3 Masalah sosial terjadi akibat adanya lumpur panas
1.      Lumpur panas tidak hanya meyebabkan kerugian bagi Lapindo Inc tetapi juga menimbulkan permasalahan baru terutama menyangkut korban lumpur Lapindo
2.      Masalah sosial menjadi permasalahan pokok karena menyangkut kehidupan orang banyak terutama para korban tragedi ini.
3.      Ganti rugi yang dijanjikan oleh pihak Lapindo Inc kepada para korban belum terealisasikan karena ketidakadaan dana untuk membayar ganti rugi.
4.      Banyak warga yang tinggal di pinggiran area berbahaya lumpur Lapindo akibat belum dibayarnya ganti rugi. Dan akibat lumpur lapindo, warga kehilangan mata pencaharian mereka.
5.      Fasilitas pendidikan yang tidak mendukung memaksa orang tua harus merogoh kocek lebih demi membiayai anak mereka sekolah. Namun ada juga yang harus putus sekolah karena keterbatasan biaya
6.      Kesehatan warga yang kurang diperhatikan menyebabkan banyak warga terkena ISPA.
7.      Psikologis warga yang hidup dalam ketertekanan akibat lumpur Lapindo kurang diperhatikan.

2.3 TEKS EKSPLANASI
            2.3.1 Lumpur panas terjadi karena rekahan alami
               Pernyataan Umum
Pakar geodinamika Universitas Bonn Jerman, Profesor Stephen Miller menilai bahwa semburan lumpur Sidoarjo yang terjadi 8 tahun silam adalah murni bencana alam.
    Sebab-Akibat 1
Meluapnya lumpur disebabkan gempa berkekuatan 6.3 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di Yogjakarta. Meskipun jarak kejadian kedua peristiwa itu mencapai 250 kilometer, namun bentuk dan struktur informasi formasi batuan di Sidoarjo memiliki karakteristik lensa yang mengamplifikasi dan memfokuskan gelombang seismik dari tempat gempa. Gejolak energi kemudian mencairkan sumber lumpur dan menumpahkannya ke dalam patahan yang terkoneksi dengan sistem hydrothermal.


Sebab-Akibat 2

Hasil penelitian dari Miller itu disebut-sebut telah menjawab pertanyaan tentang sebab-musabab lumpur Sidoarjo yang sempat mengemuka, khususnya pada tahun 2011. Sebab sampai saat ini belum ada yang mampu membantah hasil penelitian itu dari kalangan ilmuwan.

2.3.2 Lumpur panas terjadi karena tindakan manusia.
Pernyataan Umum

Banjir lumpur panas Sidoarjo dengan lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Bencana semburan lumpur panas ini terjadi  karena kesalahan manusia yaitu operasional pengeboran yang dilaksanakan  PT Lapindo Brantas. Pendapat itu disampaikan pakar geologi, RP Koesoemadinata.  Menurut dia, sulit untuk menjelaskan bahwa Lumpur Lapindo merupakan bencana alam, karena pada dasarnya terjadi kesalahan dalam melakukan pengeboran.

Urutan Sebab-Akibat 1

Kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas waktu itu adalah pengeboran sumur Banjar Panji-1 (BPJ-1) pada awal maret 2006, kegiatan tersebut bekerjasama dengan perusahaan kontraktor pengeboran yaitu PT Medici Citran Nusantara. Uji kekuatan formasi di bawah casing 13 5/8 inci yang dipasang di 1.092 meter tidak dilakukan dengan benar sehingga mengakibatkan perhitungan menjadi salah. Sesuai aturan dan anjuran Medco, Lapindo semestinya memasang selubung 9 5/8 inci di 2.591 meter. Namun, Lapindo tidak memedulikannya. 

Urutan Sebab-Akibat 2
PT Lapindo sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, 20 inchi pada 1195 kaki, 16 inchi pada 2385 kaki dan 13-3/8 inchi pada 3580 kaki. Setelah PT Lapindo mengebor lebih dalam lagi mereka lupa memasang casing. Mereka berencana akan memasang casing lagi setelah mencapai/menyentuh titik batu gamping .Akibatnya selama pengeboran tersebut lumpur yang bertekanan tinggi sudah mulai menerobos, akan tetapi PT Lapindo masih bisa mengatasi dengan pompa lumpur dari PT Medici.

Urutan Sebab-Akibat 3
Dan setelah kedalam 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. PT Lapindo mengira target sudah tercapai, namun sebenarnya mereka hanya menyentuh titik batu gamping saja. Titik batu gamping itu banyak lubang sehingga mengakibatkan lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur dari bawah sudah habis. PT Lapindo berusaha menarik bor, tetapi gagal, akhirnya bor dipotong dan operasi pengeboran dihentikan serta perangkap BOP (Blow Out Proventer) ditutup. Namun karena fluida yang bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga fluida tersebut harus mencari jalan lain untuk bisa keluar. Itu lah yang menyebabkan penyemburan tidak hanya terjadi di sekitar sumur melainkan di beberapa tempat. Oleh karena itu terjadilah semburan lumpur lapindo.

      2.3.3 Masalah sosial terjadi akibat adanya lumpur panas

                Pernyataan Umum
Dibalik terjadinya peristiwa ini pastinya menimbulkan masalah baru. Terutama    hal yang menyangkut kondisi masyarakat yang menjadi korban lumpur panas ini. Kelambanan serta kurang diperhatikannya para korban lumpur panas ini oleh Lapindo Inc.  membuat mereka hidup dibawah penderitaan.
                Urutan Sebab-Akibat 1
Masalah ganti rugi menjadi pembahasan pokok. Sudah 6 tahun mereka menanti janji akan ganti rugi oleh Lapindo Inc. Ganti rugi sebesar Rp 786 miliar untuk pembelian aset masyarakat di tiga desa yang masuk dalam peta wilayah yang terdampak luapan lumpur, yaitu Desa Besuki, Desa Kedungcangkring, Desa Pejarakan. Tetapi, Direktur PT Minarak Lapindo Jaya Andi Darussalam Tabussalla mengaku belum sanggup membayar ganti rugi, yang seharusnya diselesaikan pada 2012 lalu. Akibatnya banyak warga korban lumpur lapindo yang harus tinggal di tempat pengungsian ataupun membangun rumah di pinggir area lumpur. Untuk kebutuhan hidup mereka bergantung pada sumbangan dari masyarakat sekitar dengan menjadikan lumpur lapindo sebagai objek wisata.
               Urutan Sebab-Akibat 2
Kemudian menyangkut mata pencaharian serta pendidikan anak-anak korban lumpur lapindo. Sekolah mereka yang tenggelam karena panasnya lumpur beracun itu memaksa mereka untuk mencari sekolah yang letaknya jauh dari tempat mereka tinggal sementara. Cukup banyak dari mereka juga akhirnya putus sekolah akibat ketidaksanggupan orangtua untuk membayar sekolah dan tanggungan biaya transportasi. Lumpur panas juga mengakibatkan hilangnya mata pencaharian para warga yang mayoritas bercocok tanam. Ketiadaan sumber pencaharian membuat mereka harus memutar otak untuk bertahan hidup. Dulunya yang berkecukupan kini harus bertahan di tengah kesulitan ekonomi.
                Urutan Sebab-Akibat 3
Terakhir, yang harus diperhatikan adalah kesehatan dan psikis dari para korban. Pemerintah semestinya tidak lagi memandang persoalan korban lumpur lapindo ini secara materil, dengan memberikan ganti rugi semata. Karena yang lebih membekas dari bencana ini adalah keadaan psikologis para korban adalah psikologis akibat kehilangan tempat tinggal, harta benda hingga sanak keluarganya. Dan penyediaan pelayanan kesehatan juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Kandungan dari lumpur panas ini dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit terutama ISPA akibat menghirup gas dari lumpur tersebut. Dan juga korban lumpur lapindo tidak mendapatkan jaminan kesehatan nasional yang merupakan program pemerintah bagi mereka yang kurang mampu. Menjadikan hal ini sebagai pertanda bahwa kehadiran pemerintah bagi rakyat masih kurang.



























BAB III
PENUTUP



KESIMPULAN


1.      Semburan lumpur Lapindo terjadi karena faktor kelalaian manusia. Adanya kesalahan prosedur pengeboran mengakibatkan munculnya lumpur panas tersebut. Terbukti dengan Lapindo tidak melakukan prosedur pengeboran dengan benar sehingga mengakibatkan perhitungan menjadi salah. Lapindo semestinya memasang selubung 9 5/8 inci di 2.591 meter tetapi Lapindo tidak memedulikannya. 
2.      Selain faktor manusia juga ada faktor dari alam ,yaitu menurut Pakar geodinamika Universitas Bonn Jerman, Profesor Stephen Miller menilai  bahwa  semburan lumpur Sidoarjo yang terjadi 8 tahun silam adalah murni bencana alam. Ia yakin meluapnya lumpur disebabkan gempa berkekuatan 6.3 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di Yogyakarta.
3.      Kesejahteraan korban lumpur Lapindo Brantas yang belum diwujudkan. Terutama hak mereka untuk menerima ganti rugi. Karena mereka kehilangan sumber mata pencaharian serta segala kepunyaan yang tenggelam diterjang lumpur Lapindo



4.      Kurangnya campur tangan pemerintah dalam menangani hal ini membuat masalah ini tidak akan terselesaikan. Serta minimnya perhatian pemerintah dalam mensejahterakan para korban dengan memberikan bantuan atau hal yang dapat membantu mereka dalam bertahan hdup. Dan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang kurang diperdulikan menjadikan korban menjadi semakin menderita. Jaminan kesehatan nasional yang merupakan program pemerintah bagi masyarakat kurang mampu tidak didapatkan oleh para korban yang notabene kurang mampu.Sehingga fasilitas kesehatan menjadi sesuatu yang mahal dan membutuhkan banyak biaya.
5.      Selain itu ,lumpur lapindo menyebabkan dampak terhadap masalah sosial dalam masyarakat sebagai berikut:
·         Masalah sosial menjadi permasalahan pokok karena menyangkut kehidupan orang banyak terutama para korban tragedi ini.
·         Ganti rugi yang dijanjikan oleh pihak Lapindo Inc kepada para korban belum terealisasikan karena ketidakadaan dana untuk membayar ganti rugi.
·         Banyak warga yang tinggal di pinggiran area berbahaya lumpur Lapindo akibat belum dibayarnya ganti rugi. Dan akibat lumpur lapindo, warga kehilangan mata pencaharian mereka.
·         Fasilitas pendidikan yang tidak mendukung memaksa orang tua harus merogoh kocek lebih demi membiayai anak mereka sekolah. Namun ada juga yang harus putus sekolah karena keterbatasan biaya
·         Kesehatan warga yang kurang diperhatikan menyebabkan banyak warga terkena ISPA.
·         Psikologis warga yang hidup dalam ketertekanan akibat lumpur Lapindo kurang diperhatikan.









































DAFTAR PUSTAKA




http://korbanlumpur.info/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar